Sore itu....
Sore yang indah, angin berhembus ramah, memberi kesejukkan yang mendamaikan. matahari bersinar seimbang, menghangatkan tanpa memanaskan.
kala itu aku, dan sahabat-sahabat pecinta alamku berkumpul di kebun yang luasnya tak seberapa, tanamannya cukup banyak untuk ukuran luas kebun yang tidak terlalu luas juga. kebun yang terletak tepat dibelakang kampus fakultas kami. kebun yang indah, penuh cerita, dan amal jariyah. aku adalah mahasiswi yang mungkin memang belum bisa disebut dewasa, masih kekanak-kanakan, tapi inilah aku dengan segala kekurang dan kelebihanku. namaku Novi.
kami bersenda gurau seperti biasanya, membicarakan tanaman, gunung, dan rencana terdekat kami outdoor. semua berlangsung seperti biasa. sampai adzan magrib tiba, kami bubar dan saling berpamitan untuk solat magrib. setelah solat kami langsung pulang. aku, sahabat, dan seorang kakak laki-laki yang sdh tidak asing lagi, dimemoriku, dan dihatiku. seorang kakak kelas yang aku sukai, sejak aku mengenalnya aku sudah menyimpan ketertarikan padanya. dia seorang laki-laki yang tampan, imut, pintar, baik, hanya mungkin sedikit malas. yaah mungkin kebanyakan laki-laki juga seperti itu. sebut saja dia Rio.
malam itu, awalanya aku dan sahabat berpamita pulang. lalu...
"mau pulang ya? kakak mau ke ATM" ujar kak Rio
sahabatku menjawab "ya, mau bareng?"
"iya iya" balas kak Rio sambil berjalan bersama aku dan sahabat.
Tak pernah kubayangkan, akan terjadi hal sepahit ini.
diperjalanan pulang, aku sudah merasa ada yang berbeda. kak Rio dan sahabat berdua dibelakangku, seperti ada yang dibicarakan antara mereka. perasaanku mulai tidak enak saat itu...
tapi aku tetap melanjutkan berjalan, bersamaan dengan kak Rio dan sahabat dibelakangku.
sampai pada beberapa meter hampir sampai kosan aku dan sahabat, tiba-tiba....
"Novi, tunggu! duduk dulu sebentar" kak Rio tiba-tiba memanggilku, sontak aku pun berhenti dan berpikir ada apa ini????
perasaanku semakin tak karuan, sahabatku pun tampak sama bingungnya denganku. kami tidak tau apa-apa yang akan dilakukan kak Rio saat itu. aku duduk disebuah dudukan dipinggir jalan dekat, hanya beberapa meter dari kosan. lalu kak Rio memulai introgasinya, ya! dia mengintrogasiku. aku benar-benar seperti sedang disidang malam itu.
"Novi, kenapa jutek ke kakak?" kak Rio
haah??!! aku benar-benar kaget saat itu, jantunku mulai berdetak lebih cepat, perasaanku seperti diacak-acak oleh tornado yang menerjang ketenangan dihatiku sehingga berubah menjadi perasaan yang tak karuan.
"apa? tidak, aku biasa saja ke kakak" aku coba membela diri
"Novi, suka kan sama kakak? kakak tau Novi suka sama kakak, Ira bilang juga ke kakak" kak Rio langsung membalas
Jleeeeeeb x________x
malam apa ini? kenapa ada bencana alam tanpa tanda-tanda sebelumnya? apakah aku bermimpi? kenapa dia bertanya seperti itu? hatiku mulai mengeluarkan seribu pertanyaan, yang entah siapa yang harus menjawabnya.
Ira yang disebut kak Rio adalah teman sekelasku, yang juga sahabat kak Rio.
dengan hati bergetar, bibir bergetar, tubuh bergetar, aku menjawab kak Rio "aku memang suka kak Rio, tapi sekarang aku sudah mulai move on!"
to be co
ntinued___
Sore yang indah, angin berhembus ramah, memberi kesejukkan yang mendamaikan. matahari bersinar seimbang, menghangatkan tanpa memanaskan.
kala itu aku, dan sahabat-sahabat pecinta alamku berkumpul di kebun yang luasnya tak seberapa, tanamannya cukup banyak untuk ukuran luas kebun yang tidak terlalu luas juga. kebun yang terletak tepat dibelakang kampus fakultas kami. kebun yang indah, penuh cerita, dan amal jariyah. aku adalah mahasiswi yang mungkin memang belum bisa disebut dewasa, masih kekanak-kanakan, tapi inilah aku dengan segala kekurang dan kelebihanku. namaku Novi.
kami bersenda gurau seperti biasanya, membicarakan tanaman, gunung, dan rencana terdekat kami outdoor. semua berlangsung seperti biasa. sampai adzan magrib tiba, kami bubar dan saling berpamitan untuk solat magrib. setelah solat kami langsung pulang. aku, sahabat, dan seorang kakak laki-laki yang sdh tidak asing lagi, dimemoriku, dan dihatiku. seorang kakak kelas yang aku sukai, sejak aku mengenalnya aku sudah menyimpan ketertarikan padanya. dia seorang laki-laki yang tampan, imut, pintar, baik, hanya mungkin sedikit malas. yaah mungkin kebanyakan laki-laki juga seperti itu. sebut saja dia Rio.
malam itu, awalanya aku dan sahabat berpamita pulang. lalu...
"mau pulang ya? kakak mau ke ATM" ujar kak Rio
sahabatku menjawab "ya, mau bareng?"
"iya iya" balas kak Rio sambil berjalan bersama aku dan sahabat.
Tak pernah kubayangkan, akan terjadi hal sepahit ini.
diperjalanan pulang, aku sudah merasa ada yang berbeda. kak Rio dan sahabat berdua dibelakangku, seperti ada yang dibicarakan antara mereka. perasaanku mulai tidak enak saat itu...
tapi aku tetap melanjutkan berjalan, bersamaan dengan kak Rio dan sahabat dibelakangku.
sampai pada beberapa meter hampir sampai kosan aku dan sahabat, tiba-tiba....
"Novi, tunggu! duduk dulu sebentar" kak Rio tiba-tiba memanggilku, sontak aku pun berhenti dan berpikir ada apa ini????
perasaanku semakin tak karuan, sahabatku pun tampak sama bingungnya denganku. kami tidak tau apa-apa yang akan dilakukan kak Rio saat itu. aku duduk disebuah dudukan dipinggir jalan dekat, hanya beberapa meter dari kosan. lalu kak Rio memulai introgasinya, ya! dia mengintrogasiku. aku benar-benar seperti sedang disidang malam itu.
"Novi, kenapa jutek ke kakak?" kak Rio
haah??!! aku benar-benar kaget saat itu, jantunku mulai berdetak lebih cepat, perasaanku seperti diacak-acak oleh tornado yang menerjang ketenangan dihatiku sehingga berubah menjadi perasaan yang tak karuan.
"apa? tidak, aku biasa saja ke kakak" aku coba membela diri
"Novi, suka kan sama kakak? kakak tau Novi suka sama kakak, Ira bilang juga ke kakak" kak Rio langsung membalas
Jleeeeeeb x________x
malam apa ini? kenapa ada bencana alam tanpa tanda-tanda sebelumnya? apakah aku bermimpi? kenapa dia bertanya seperti itu? hatiku mulai mengeluarkan seribu pertanyaan, yang entah siapa yang harus menjawabnya.
Ira yang disebut kak Rio adalah teman sekelasku, yang juga sahabat kak Rio.
dengan hati bergetar, bibir bergetar, tubuh bergetar, aku menjawab kak Rio "aku memang suka kak Rio, tapi sekarang aku sudah mulai move on!"
to be co
ntinued___

Tidak ada komentar:
Posting Komentar